Latest News

Tampilkan postingan dengan label Sejarah Kupang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Kupang. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 30 Januari 2021

Sejarah Kupang (4): Timor Laut, Antara Pulau Timor dan Pulau Aru; Timor Laoet Kini [Kabupaten] Kepulauan Tanimbar

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Tidak hanya Timor Timur (Timor Leste) juga ada Timor Laut. Lantas dimana letak Timor Laut? Tentu saja sudah dilupakan terbenam di dasar laut, karena itu terjadi di masa lampau. Akan tetapi sejarah adalah sejarah, maka sejarah Timor Laoet perlu diangkat kembali sebagai bagian sejarah (pulau) Timor, dari pulau Timor mendapatkan namanya. Namun pada masa kini, Timor Laoet yang namanya sebagai Kepulauan Tanimbar tidak masuk wilayah Nusa Tenggara Timur atau Timor Leste tetapi menjadi masuk wilayah Provinsi Maluku (Kabupaten Kepulauan Tanimbar).

Timor Laoet (kini Kepulauan Tanimbar) merupakan kumpulan pulau-pulau. Pulau terbesar adalah Pulau Yamdena. Pulau-pulau lainnya adalah Pulau Larat, Pulau Selaru, Pulau Sera, Pulau Wuliaru, Nitu, Wotar, Labobar, Molu, Maru dan Fordata. Kota terbesar di Pulau Yamdena adalah Saumlaki. Kota-kota lainnya adalah kota Larat di Pulau Larat. Kota Adaut di Pulau Selaru dan kota Seira di Pulau Sera. Pada tahun 2008 Kabupaten Maluku Barat Daya dimekarkan dengan membentuk Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan ibu kota di Saumlaki (Pulau Yamdena). Pada tahun 2019 nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat diubah menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar (sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan Nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat Menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar). Dengan pembentukan kabupaten baru dan perubahan namanya menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar seakan mengingatkan kembali nama Timor Laoet di masa lampau.

Bagaimana sejarah Timor Laoet atau Sejarah (kabupaten) Kepulauan Tanimbar? Satu yang pasti kabupaten Kepulauan Tanimbar masuk wilayah Provinsi Maluku. Tentu saja sejarah kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan nama lama Timor Laoet haruslah dipandang dari dua sisi: sejarah lama Pulau Timor dan sejarah lama Kepulauan Tanimbar. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk ntuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah �sumber primer� seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Timor Laoet di Tanimbar: Antara Pulau Timor dan Pulau Aru

Nama (pulau) Timor sudah dikenal sejak lama. Dalam peta yang dibuat Pedro Reinel pada tahun 1517 sudah diidentifikasi nama pulau Solor dan pulau Timor. Arah pembuatan peta dari utara khatulistiwa. Besar dugaan hal itu dilakukan karena orang-orang Portugis berbasis di Malaka dan seputar Laut Cina.

Dalam peta-peta yang lain, pulau Timor digambarkan sebagai pulau terjauh di selatan. Dalam peta-peta Portugis nama Timor Laoet belum teridentifikasi.

Nama Timor Laoet paling tidak baru diidentifikasi pada Peta 1669 yang dibuat oleh Johan Balaeu. Peta ini menggambarkan wilayah dari Straat van Sapy hingga menuju timur Timor (laoet) en Tenimbar dan dari Celebes hingga bagian timur dari pulau Halemahera. Dalam peta ini Tenimbar adalah nama pulau besar di kepulauan Timor Laoet. Diidentifikasi sebagai Timor Laoet karena letaknya di wilayah Timor lautan, antara Pulau Timor dan (kepulauan) Aroe.

Pada era Portugis, pulau-pulau di selatan Maluku dan Celebes yang dianggap penting adalah Pulau Solor dan Pulau Timor. Bahkan pulau Flores belum dianggap penting dan hanya diidentifikasi nama tanjung yang disebut Cabo das Florest. Dalam perkembangannya (pada era VOC) nama pulau Flores mendapatkan namanya dari nama tanjung tersebut. Dalam hal ini nama Flores nama pemberian (merujuk pada Portugis) sementara nama Timor dan Solor merujuk pada nama asli. Timor dalam bahasa Melayu adalah timur karena diduga pulau terbesar di timur kepulauan Sunda Kecil, sedangkan Solor menurut beberapa ahli geografi Belanda diduga merujuk pada nama (pulau) Selayar (di dekat Celebes).

Pengidentifikasian Timor Laoet diduga terkait dengan arah navigasi pelayaran Belanda (VOC), yang berbeda dengan arah navigasi pelayaran Portugis. Arah navigasi pelayaran Belanda sejak awal bermula di Banten (Jawa) ke arah timur ke Maluku, sedangkan Portugis dari Malaka melalui Laut Cina ke pantai utara Borneo dan Celebes ke Maluku hingga ke selatan. Seperti disebut di atas pada era Portugis pulau Tanimbar (Timor Laoet) belum dianggap penting, dan baru kemudian menjadi penting pada era Belanda (VOC).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Timor Laoet Antara Era Portugis dan Era Belanda (VOC)

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Jumat, 29 Januari 2021

Sejarah Kupang (3): Pertempuran Portugis dan Belanda di Kupang 1613; Pertempuran Belanda dan Portugis di Amboina 1605

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Orang-orang Portugis sudah sejak lama berada di pulau Timor, terutama di kota pelabuhan Coepang, Namun apa yang membuat orang Belanda harus mengusir orang Portugis dari Coepang tahun 1613?Pertanyaan ini dapat dicari jawabnya ketika orang-orang Belanda pada tahun 1605 mengusir orang-orang Portugis di Amboina (pulau Seram). Untuk menguasai kawasan naviagasi pelayaran dan memperkuat pusat perdagangan. Orang-orang Eropa di nusantara saling memangsa.

Bagaimana pertempuran Portugis dan Belanda di Kupang 1613 adalah satu hal. Bagaimana situasi dan kondisi setelah pertempuran bagi penduduk adalah hal lain lagi. Mengapa pertanyaan ini begitu penting? Orang-orang Belanda di satu pihak telah berhasil menguasai kawasan dan pusat perdagangan di Coepang, tetapi di sisi lain mengapa orang-orang Portugis masih tetap beratahan dan tidak ingin beranjak dari Timor dan sekitarnya (hanya bergeser ke bagian timur pulau). Namun ada perbedaan dengan di Amboina yang telah mengusir orang-orang Portugis pada tahun 1605 (dan kemudian bergeser ke Ternate). Dalam perkembangannya orang-orang Belanda yang berada di Ambon mengusir lagi orang-orang Portugis di Ternate. Habis sudah orang-orang Portugis di Maluku. Akan tetapi tidak demikian di Timor dan sekitar, orang-orang Portugis tidak disapu habis oleh orang-orang Belanda. Mengapa? Pertanyaan ini tampaknya menjadi jawaban mengapa penyebaran agama Katolik berkembang luas di Timor dan sekitar dan agama Protestan di berkembang luas di pulau Seram dan sekitar.

Pertempuran antara Portugis dan Belanda terjadi di banyak tempat seperti Malaka, Banten dan Ternate. Namun pertepuran di Amboina dan Coepang memiliki sejarah yang sangat khas terutama dikaitkan dengan sejarah lebih lanjut di Amboina (pulau Seram dan sekitar) dan Coepang (pulau Timor dan sekitar). Bagaimana bisa dampaknya berbeda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk ntuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah �sumber primer� seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Portugis vs Belanda: Pertempuran di Amboina 1605 dan di Coepang 1613

Tunggu deskripsi lengkapnya

Timor dan Sekitar: Portugis Katolik dan Belanda Protestan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Sejarah Kupang (2): Pelayaran Belanda Pertama, Cornelis de Houtman 1597; Situasi Kondisi di Pulau Timor pada Era Portugis

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Sebelum kehadiran orang-orang Belanda di pulau Timor, ada suatu masa dimana orang-orang Portugis membentuk koloni dan mengembangan perdagangan di pulau-pulau sekitar pulau Timor. Lantas apakah situasi dan kondisi penduduk di pulau Timor dan sekitar berubah setelah pengaruh Belanda semakin menguat? Lalu mengapa pengaruh peradaban Portugis begitu mendalam dan bertahan lama di pulau Timor dan sekitar?

Orang-orang Portugis di nusantara (antara kerajaan Aroe di ujung utara pulau Sumatra) dan ujung selatan Maluku di kepulauan Aroe hampir seabad berlangsung sebelum kehadiran orang-orang Belanda. Itu dimulai pada tahun 1511 perlaut-pelaut Portugis menaklukkan Malaka (yang menjadi basis utama mereka di nusantara). Pada tahun 1613 pelaut-pelaut Belanda merebut kota pelabuhan Coepang di pulau Timor. Orang-orang Portugis yang bergeser dari Coepang ke bagian timur pulau di suatu tempat yang disebut Dilli menjadi awal keberadaan Belanda di pulau Timor. Satu abad bagi Portugis mendahului Belanda di nusantara bukanlah waktu yang singkat. Pada era inilah pengaruh Portugis masuk wilayah pulau Timor dan sekitar.

Situasi dan kondisi di Pulau Timor dan Sekitar pada era Portugis sebelum kehadiran Belanda adalah bagian awal dalam sejarah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai bagian awal sejarah, tentu saja banyak pertanyaan yang muncul. Namun sangat sulit menjawab pertanyaan yang banyak terebut, karena sulitnya mendapatkan data. Akan tetapi sejarah tetaplah sejarah. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Bagaimana permulaan orang-orang Portugis di pulau Timor dan sekitar adalah termasuk sejarah yang penting. Okelah, apapun yang dapat diketahui, untuk ntuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah �sumber primer� seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sejarah Pelayaran Belanda Pertama 1597

Dalam teori pelacakan data, jika sulit menemukan data dari pangkal (awal) maka mulailah dari ujung (akhir). Pendekatan pencarian data semacam ini disebut data retrospektif (melihat mundur ke belakang). Data-data pada era Portugis sulit diperoleh. Hal itulah mengapa diperlukan pelacakan data sejarah pulau Timor dan sekitar dimulai sejak kehadiran orang-orang Belanda. Seperti kita pada masa kini menggali data dari sumber Belanda, orang-orang Belanda di masa lampau menggali data dari sumber-sumber Portugis. Dalam hal ini sejarah pulau Timor pada era Portugis tidak bersifat langsung tetapi melalui tangan kedua orang-orang Belanda (sumber Belanda).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Situasi dan Kondisi di Pulau Timor dan Sekitar pada Era Portugis

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com